Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa kunci utama untuk mencapai kemandirian nasional di berbagai sektor strategis adalah melalui pendidikan yang berkualitas internasional. "Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa Indonesia tidak akan dapat mewujudkan kemandirian di sektor industri, pertahanan, energi, maupun teknologi tanpa dukungan dari sumber daya manusia yang unggul, yang dilatih melalui sistem pendidikan berstandar internasional," kata Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dalam keterangannya di Jakarta, pada hari Senin. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala Negara saat memimpin rapat terbatas dengan jajaran menteri Kabinet Merah Putih di kediaman pribadinya di Padepokan Garuda Yaksa, Bukit Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada hari Senin. Teddy menjelaskan bahwa Sekolah Garuda dirancang sebagai model pendidikan berasrama yang mengusung kurikulum nasional dengan penguatan standar pendidikan global. Program ini bertujuan untuk menjaring generasi muda terbaik dari seluruh penjuru Indonesia yang memiliki potensi luar biasa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi terkemuka di dunia. "Sekolah Garuda adalah sebuah program strategis nasional yang dirancang untuk mempersiapkan generasi muda terbaik dari seluruh pelosok negeri agar dapat melanjutkan studi di perguruan tinggi terkemuka dunia dan nantinya menjadi penggerak utama kemajuan bangsa," ungkap Teddy. Seleksi masuk Sekolah Garuda akan dilaksanakan melalui sistem yang sangat kompetitif, berdasarkan rekam prestasi akademik dan uji kompetensi. Seluruh siswa yang diterima akan memperoleh beasiswa penuh tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi. "Sekolah Garuda mengusung model SMA berasrama dengan kurikulum nasional yang diperkaya dengan standar global. Seleksi masuk dilakukan berdasarkan rekam prestasi dan uji kompetensi yang ketat, dengan skema beasiswa penuh bagi seluruh siswa terpilih tanpa memandang latar belakang sosial ekonomi," ucap Teddy. Berdasarkan unggahan di akun Instagram Sekretariat Kabinet (@sekretariat.kabinet), sejumlah menteri yang mengikuti rapat terbatas tersebut, di antaranya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti. Selanjutnya, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie.