OJK Mendorong Pengembangan Sektor Agrikultur, Pariwisata, Dan Ekonomi Kreatif Untuk Memperkuat Ekonomi Nasional

Selasa, 29 Apr 2025

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menekankan pentingnya pengembangan ekonomi daerah untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional, termasuk melalui pengembangan sektor agrikultur, pariwisata, dan ekonomi kreatif. Pernyataan ini disampaikan Mahendra saat membuka Konferensi Nasional Pengembangan Ekonomi Daerah dengan tema 'Peningkatan Nilai Tambah Ragam Keunggulan Daerah Melalui Sinergi Hilirisasi Agrikultur, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif, Mendukung Peluang Pendalaman Pasar Sektor Jasa Keuangan' di Jakarta pada hari Senin (28/4). Mahendra menyatakan, 'Pertumbuhan ekonomi nasional saat ini tidak dapat lagi bergantung pada motor-motor tradisional yang terikat pada ekonomi global. Kita perlu memperkuat motor-motor pertumbuhan baru yang berbasis pada ekonomi domestik, sehingga pertumbuhan ekonomi daerah menjadi kunci bagi ketahanan ekonomi nasional.' Ia juga menambahkan bahwa OJK telah menerbitkan berbagai kebijakan untuk mendukung pengembangan ekonomi daerah, terutama di sektor agrikultur, pariwisata, dan ekonomi kreatif, dengan mengarahkan pembiayaan dan penyaluran kredit serta melibatkan asuransi untuk mengelola risiko yang mungkin timbul. 'Keterlibatan asuransi diperlukan untuk mengatasi risiko gagal panen atau bencana alam melalui produk asuransi parametrik, yang dapat mengurangi beban yang ditanggung petani, sehingga aktivitas mereka lebih terlihat secara bisnis dan lebih layak dalam penilaian kredit dan pembiayaan,' ujarnya. Mahendra juga menjelaskan bahwa OJK tidak hanya mendorong akses keuangan bagi pelaku usaha di sektor-sektor tersebut, tetapi juga membangun ekosistem usaha yang komprehensif.

Dikatakan bahwa pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah memerlukan pendekatan baru, yaitu dengan membangun ekosistem pembiayaan yang dapat memahami karakteristik unik dari sektor ini, seperti penggunaan hak kekayaan intelektual sebagai agunan alternatif, serta penerapan skoring kredit alternatif. Acara konferensi ini juga dihadiri oleh mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga S. Uno, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar, Menteri PANRB 2022–2024 Azwar Anas, Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat, Staf Khusus Gubernur, Ketua Bidang Komunikasi Sosial Cyril Raoul Hakim, dan Komisioner LMKN Marcell Siahaan. Sementara itu, Deputi Komisioner Hubungan Internasional, APU-PPT, dan Daerah OJK Bambang Mukti Riyadi mewakili Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi dalam sambutannya menekankan pentingnya sinergi produk keuangan dalam mendukung sektor ekonomi kreatif. "Pengembangan sektor ekonomi kreatif tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan produk keuangan yang mendukung. Selain pembiayaan dari perbankan, kini pelaku ekonomi kreatif juga mulai memanfaatkan pasar modal dan modal ventura, termasuk crowdfunding sekuritas," ungkap Bambang. Lebih lanjut, OJK menekankan bahwa untuk mewujudkan peningkatan kontribusi sektor jasa keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan, integrasi sektor riil sebagai perwakilan model pertumbuhan yang dipimpin oleh keuangan dan sektor jasa keuangan sebagai model pertumbuhan yang dipimpin oleh keuangan sangat diperlukan dalam rangka menciptakan berbagai produk dan layanan lembaga jasa keuangan (LJK) yang inovatif guna mendukung peningkatan kapasitas sektor riil. OJK juga mendorong penguatan peran sektor jasa keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah melalui Program Pengembangan Ekonomi Daerah (PED) yang dilaksanakan dalam wadah Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) bersama para pemangku kepentingan.

Program PED diharapkan berfungsi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui kerjasama antar berbagai entitas dalam menghadapi tantangan operasional dan pemasaran, serta memastikan keberlanjutan produktivitas sektor riil. Pada akhirnya, inisiatif ini diharapkan dapat memperdalam pasar sektor jasa keuangan dan mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045, sejalan dengan Asta Cita dan Program Prioritas Pemerintah. Sejak tahun 2024, kolaborasi antar pemangku kepentingan telah dimulai dengan fokus utama pada hilirisasi sektor agrikultur. Untuk memperluas manfaat, pelaksanaan Program PED kini juga mencakup sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Melalui konferensi ini, peserta diharapkan dapat memahami lebih dalam mengenai potensi hilirisasi sektor agrikultur, pariwisata, dan ekonomi kreatif di Indonesia. Selain itu, diharapkan juga terbentuk sinergi kemitraan dalam mengembangkan keunggulan daerah dan memperluas pemanfaatan produk/layanan sektor jasa keuangan melalui kolaborasi di bawah wadah TPAKD, sehingga dapat memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.