Dispar Siap Menjadikan Nyaah Sebagai Induk Pilar Pariwisata Yang Berbasis Sosial Budaya

, 13 Apr 2025

Di tengah upaya mempromosikan keindahan alam dan geopark kelas dunia, Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sukabumi menegaskan bahwa daya tarik daerah tidak hanya terletak pada pemandangan, tetapi juga pada kelembutan hati masyarakatnya.

Program Sukabumi Nyaah Ka Indung hadir sebagai platform baru yang menggabungkan kepedulian sosial, nilai-nilai budaya, dan misi pariwisata dalam satu kesatuan yang harmonis

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, Sendi Apriadi, menyambut dengan antusias peluncuran program ini sebagai langkah untuk memperkuat identitas lokal yang berorientasi pada kemanusiaan.

“Pariwisata bukan sekadar menarik pengunjung, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan yang penuh kasih sayang dan menghormati budaya lokal. Ibu merupakan simbol cinta dan kebijaksanaan dalam budaya Sunda, yang sejalan dengan semangat pariwisata berbasis budaya,” ungkap Sendi.

Dalam pelaksanaannya, program ini mengharuskan para pejabat daerah, termasuk yang berada di Dinas Pariwisata, untuk memiliki indung asuh, yaitu ibu lansia atau janda yang tidak memiliki penghasilan tetap dan masih memiliki tanggungan hidup. Bantuan diberikan secara rutin setiap bulan, bukan sebagai kewajiban administratif, melainkan sebagai bentuk pengabdian yang didasari oleh keikhlasan.

“Bagi kami di Dinas Pariwisata, ini bukan sekadar menjalankan instruksi. Ini merupakan bagian dari misi kami untuk melestarikan warisan budaya non-benda, yaitu cara masyarakat Sunda menghormati perempuan dan orang tua,” tambahnya.

Menariknya, Dinas Pariwisata melihat peluang sinergi antara program ini dan pengembangan destinasi wisata berbasis komunitas. Dalam jangka panjang, mereka berencana untuk melibatkan para indung asuh dalam program edukasi budaya dan pariwisata, seperti menjadi narasumber cerita rakyat, pengrajin tradisional, atau bahkan tokoh penggerak di desa wisata.

“Kami ingin wisatawan tidak hanya menikmati pemandangan, tetapi juga merasakan kehangatan nilai-nilai lokal. Para ibu ini dapat menjadi jembatan emosional antara wisatawan dan kearifan lokal kita,” jelas Sendi.

Melalui keterlibatan dalam program ini, Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi menunjukkan bahwa pengembangan pariwisata tidak selalu bergantung pada pembangunan infrastruktur fisik. Terdapat pendekatan yang lebih mendalam: yaitu membangun empati, solidaritas, dan penghormatan terhadap perempuan yang merupakan pilar keluarga.

"Jika kita mampu mempromosikan keindahan pantai dan geopark kepada dunia, maka kita juga dapat memperkenalkan budaya menghormati orang tua dan mencintai ibu sebagai bagian dari daya tarik Sukabumi. Inilah pariwisata yang memiliki nilai kemanusiaan," tegasnya.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.