Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, menegaskan komitmennya untuk mengembangkan ekosistem pariwisata berkelanjutan yang ramah lingkungan. Fokus utama mereka adalah pengelolaan sampah, yang masih menjadi tantangan serius, terutama di area strategis seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. "KEK Mandalika memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata unggulan, namun masalah sampah tidak dapat diabaikan. Ini merupakan tanggung jawab bersama," ungkap Sekretaris Daerah Lombok Tengah, Lalu Firman Wijaya, pada peluncuran program Pariwisata Hijau Berkelanjutan bersama Lombok Eco Kriya Presents, Rabu (23/4). Firman menyatakan bahwa sisa sampah akibat kegiatan pariwisata dan pembangunan kawasan masih sangat signifikan. Selain itu, kesadaran masyarakat dalam memilah dan mengelola sampah masih tergolong rendah. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi antar sektor untuk membangun kebiasaan serta sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan. "Ini bukan hanya mengenai keindahan destinasi, tetapi juga tentang bagaimana kita menjaga lingkungan dan menjadikannya sebagai sumber ekonomi yang ramah lingkungan," tuturnya. Ia juga menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah daerah, sektor swasta, komunitas, dan masyarakat dalam menciptakan budaya yang peduli terhadap lingkungan. Pemisahan sampah sejak sumbernya dianggap sangat penting, karena tidak semua jenis sampah seharusnya berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Produk yang dihasilkan melalui program ini memiliki kualitas yang tinggi, daya tahan yang lama, dan memberikan nilai tambah bagi pelaku lokal. Ini adalah model yang dapat diterapkan di daerah lain.