Gambar: SHUTTERSTOCK/ANDREY VP

Gempa Telah Mengguncang Cianjur Sebanyak 9 Kali Akibat Aktivitas Sesar Cugenang

Kamis, 20 Jun 2024

Dalam dua hari terakhir, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar), mengalami tiga kali gempa. Gempa pertama terjadi pada tanggal 17 Juni 2024 sekitar pukul 18.21 WIB dengan kekuatan M 3,4. Gempa kedua terjadi pada tanggal 18 Juni 2024 pukul 10:43 WIB dengan magnitudo 2,1, dan gempa ketiga terjadi pada tanggal 18 Juni 2024 dengan magnitudo 2,4.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa dua dari tiga gempa di Cianjur tersebut disebabkan oleh aktivitas Sesar Cugenang. Kepala Balai BMKG Wilayah II Tangerang, Hartanto, menjelaskan bahwa hal ini diketahui setelah memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya. Namun, hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan akibat gempa bumi tersebut.

Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam lima hari terakhir, Cianjur telah mengalami gempa bumi sebanyak 9 kali. Kejadian ini terjadi mulai Sabtu (15/6/2024) hingga Rabu (19/6/2024). Dari 9 gempa tersebut, hanya 4 yang dirasakan oleh penduduk, sedangkan 5 lainnya tidak dirasakan.

Gempa dengan magnitudo terbesar mencapai 3,4 pada Senin (17/6/2024), sedangkan yang terkecil memiliki magnitudo 1,5. Hal ini diungkapkan oleh Daryono pada hari Rabu (19/6/2024) dan dikutip dari TribunJabar.id. Daryono juga mengonfirmasi bahwa gempa-gempa terakhir di Cianjur merupakan dampak dari aktivitas Sesar Cugenang. Ia menjelaskan bahwa 9 gempa yang terjadi sejak Sabtu (15/6/2024) masih merupakan bagian dari rangkaian gempa susulan, karena batuan di zona sumber gempa tersebut rapuh dan menyebabkan gempa susulan.

Masyarakat tidak perlu merasa gelisah

Daryono menegaskan, masyarakat tidak perlu merasa cemas karena situasi ini adalah hal yang biasa terjadi di daerah setelah terjadi gempa yang kuat.

Menurut pandangannya, sistem tektonik di wilayah Cianjur masih sedang mencari keseimbangan setelah terjadi deformasi batuan akibat gempa pada tahun 2022. "Hal ini adalah hal yang wajar terjadi, seperti halnya gempa Lombok dengan magnitudo 7.0 pada tahun 2018 yang juga menyebabkan fluktuasi gempa susulan hingga tahun 2020," ungkap Daryono.

"Kemudian gempa Ambon dengan magnitudo 6.5 pada tahun 2019, gempa susulannya terus terjadi hingga tahun 2020, bahkan BMKG mencatat lebih dari 3.000 gempa susulan," tambahnya. Terkait dampak gempa yang terjadi di Cianjur dalam beberapa hari terakhir, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cianjur, Asep Kusmana Wijaya menyatakan bahwa pihaknya belum menerima laporan adanya kerusakan. "Kami telah mengirim tim dari setiap wilayah terutama di Kecamatan Cugenang untuk melakukan pengecekan dan memastikan dampak dari gempa susulan, hingga siang tadi tidak ada laporan kerusakan," demikian penjelasannya.



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.