Anggota Komisi B DPRD Kota Depok, Jawa Barat, Ubaidillah, mengharapkan adanya perkembangan yang signifikan bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lokal dengan memberikan mereka kesempatan untuk memasarkan produk di jaringan minimarket. "Saya menekankan bahwa kemajuan perusahaan-perusahaan besar harus sejalan dengan kemajuan UMKM di Kota Depok," kata Ubaidillah di Depok, pada hari Kamis. Ubaidillah menjelaskan bahwa tantangan utama yang dihadapi oleh pelaku UMKM di Depok bukanlah terkait dengan produksi atau kualitas produk, melainkan akses ke pasar. Sebagai kota yang lebih dikenal sebagai kawasan pemukiman daripada tujuan wisata, Depok tidak memiliki tingkat kunjungan yang tinggi seperti yang dimiliki Bogor. "Tempat-tempat strategis yang telah terbukti ramai, seperti minimarket dan hotel, menjadi sasaran yang potensial," tambahnya. Jika kita mendirikan kios baru seperti yang pernah dilakukan sebelumnya, kemungkinan besar akan mengalami kegagalan. Oleh karena itu, kami mendorong UMKM untuk berkolaborasi dengan tempat-tempat yang telah terbukti sukses, seperti Indomaret, Alfamart, dan hotel-hotel di Depok, jelasnya. Ubaidillah juga menekankan pentingnya sinergi antara berbagai pihak dan Dinas Koperasi serta UMKM Kota Depok. Hal ini bertujuan agar produk-produk lokal dapat dikurasi dan disesuaikan dengan standar pasar ritel modern. Kami meminta mereka untuk menginformasikan kepada dinas mengenai produk UMKM yang diperlukan, termasuk kategori, label, dan izin. Dinas akan membantu mempersiapkannya. Kami akan memastikan bahwa ini tidak hanya berhenti pada tahap perencanaan, katanya. Dia menambahkan bahwa pihak Alfamart dan Indomaret telah menyatakan kesiapan mereka untuk mulai menerima produk lokal mulai tahun ini. DPRD akan melakukan pemantauan terhadap perkembangan ini setiap tahun. Ubaidillah menegaskan bahwa kehadiran produk UMKM di minimarket akan memberikan dampak yang signifikan. Dari sisi produksi, hal ini akan mendorong peningkatan permintaan yang berpotensi menambah jumlah tenaga kerja. Sebagai contoh, produsen keripik tempe yang sebelumnya hanya mempekerjakan dua orang, dapat meningkatkan jumlah karyawan menjadi lima hingga sepuluh orang seiring dengan bertambahnya volume penjualan. “Ini bukan hanya tentang seberapa banyak produk yang tersedia, tetapi juga mengenai dampak berkelanjutan terhadap tenaga kerja, pendapatan masyarakat, dan daya saing lokal,” tegas Ubaidillah.