ANTARA/Farhan Arda Nugraha/am

Kemkomdigi Memanfaatkan Frekuensi Serta Satelit Untuk Pengembangan 5G

Sabtu, 19 Jul 2025

Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) memanfaatkan spektrum frekuensi dan menyiapkan pendekatan berbasis solusi teknologi, seperti penggunaan satelit, sebagai upaya untuk memperluas jangkauan jaringan 5G hingga ke daerah-daerah terpencil di Indonesia.

Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kemkomdigi, Wayan Toni Supriyanto, mengungkapkan bahwa cakupan jaringan 5G di Indonesia saat ini masih tergolong rendah.

"Saat ini, data untuk 5G berdasarkan (cakupan) jumlah populasi menunjukkan angka sebesar 8,92 persen. Sedangkan luas pemukiman yang terjangkau sinyal 5G hanya mencapai 4,4 persen. Angka ini memang masih sangat rendah jika dibandingkan dengan 4G yang sudah mencapai 97 persen," kata Wayan saat dihubungi oleh ANTARA pada hari Jumat.

Salah satu langkah konkret yang sedang dipersiapkan adalah pelepasan spektrum frekuensi pada pita 2,6 GHz yang akan digunakan untuk memperluas layanan 5G ke berbagai daerah.

"Solusi ke depan untuk mempercepat adalah salah satunya dengan melepaskan frekuensi di band 2,6 GHz," ujar Wayan.

Selain itu, dia menjelaskan bahwa Kemkomdigi juga berusaha untuk menyiapkan infrastruktur jaringan di wilayah-wilayah terluar dan terpencil dengan pendekatan solusi yang berbasis teknologi.

Solusi tersebut mencakup pemanfaatan layanan satelit, baik dari Satelit Geostasioner (GSO) yang mengorbit pada ketinggian 35.900 km di atas permukaan bumi, maupun dari Satelit Nongeostasioner (NGSO).

Tidak hanya itu, Kemkomdigi juga sedang mengkaji penerapan teknologi Non-Terrestrial Network (NTN), yang memungkinkan konektivitas langsung melalui satelit atau wahana udara tanpa memerlukan infrastruktur darat.

"Berdasarkan rencana kami untuk menyiapkan infrastruktur di daerah rural/terpencil, kami akan berusaha mencari solusi-solusi teknologi, misalnya dengan layanan satelit baik yang GSO maupun yang NGSO. Bahkan ke depan, kami akan mencoba dengan NTN, teknologi yang saat ini sedang dalam pengkajian," jelas Wayan.

Diketahui bahwa Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menegaskan bahwa percepatan transformasi digital merupakan prioritas utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu upaya utama adalah memperluas akses internet, terutama untuk sektor pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan.

"Kami berkomitmen untuk mempercepat pemerataan akses internet di seluruh Indonesia agar manfaat ekonomi digital dapat dirasakan secara merata," ujar Meutya.

Ia menyatakan bahwa Kemkomdigi memiliki tanggung jawab utama dalam mempercepat digitalisasi di sektor pemerintahan, ekonomi, dan sumber daya manusia digital.

Diharapkan, hal ini dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang ditargetkan mencapai 7 hingga 8 persen, sesuai dengan yang tercantum dalam Visi Indonesia Digital 2045.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.