Ist

Kampung Dan Desa Wisata Didorong Untuk Mengimplementasikan Pariwisata Berkelanjutan Guna Menarik Minat Wisatawan

Jumat, 06 Des 2024

Badan Otorita Borobudur (BOB) di bawah Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (Kemenpar) mendorong semua pengelola kampung wisata dan desa wisata untuk mengimplementasikan serta mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan dan berkualitas.

Pernyataan ini disampaikan oleh Dewan Kepariwisataan Berkelanjutan Indonesia dan Sekretaris Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk periode 2020 - 2024, Ni Wayan Giri Adnyani, dalam acara Sosialisasi dan Pelatihan Fasilitator yang bertujuan untuk menciptakan pariwisata berkelanjutan dan berkualitas di kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur. Acara tersebut diselenggarakan oleh BOB Kemenpar di Kampung Wisata Purbayan, Kotagede, Yogyakarta, pada hari Kamis, 5 Desember 2024.

Kegiatan ini dihadiri oleh para pengelola kampung wisata dan desa wisata yang berada di wilayah DIY serta Jawa Tengah. Dalam penjelasannya, Ni Wayan Giri menyatakan bahwa tren pariwisata global saat ini telah beralih ke arah pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menjaga kelestarian lingkungan, dan melestarikan budaya.

Ia menambahkan bahwa Indonesia telah mengambil langkah menuju pariwisata yang lebih berkelanjutan dan berkualitas, yang ditandai dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 9 Tahun 2021 mengenai Pedoman Pariwisata Berkelanjutan. Selain itu, dibentuk pula Dewan Kepariwisataan Berkelanjutan Indonesia yang bertugas untuk mengawasi enam strategi pengembangan pariwisata berkelanjutan, yaitu Destinasi Pariwisata Berkelanjutan, Observatorium, Pemasaran, Sertifikasi, Pengembangan, Manajemen, dan Industri.

Destinasi wisata yang telah memenuhi kriteria untuk pariwisata berkelanjutan akan mendapatkan Sertifikasi Pariwisata Berkelanjutan Indonesia. Dari total 40 Desa Wisata yang didampingi oleh BOB, terdapat 20 Desa Wisata di DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur yang telah memperoleh Sertifikasi Pariwisata Berkelanjutan Indonesia, termasuk Desa Wisata Wukirsari yang diakui sebagai Best Tourism Village 2024 oleh UN Tourism.

Desa Wisata lainnya mencakup Pentingsari, Nglanggeran, Jatimulyo, Candirejo, Karangrejo, Kandri, Lerep, Kebonagung, Mangunan, Sumberbulu Pendem, Karanganyar, Dieng Kulon, Rejowinangun, Dewi Sambi, Pujon Kidul, Osing Kemiren, Tamansari, dan Sanankerto.

Direktur Destinasi Pariwisata, BOB, Kementerian Pariwisata Neysa Amelia menyatakan bahwa BOB akan melanjutkan upaya penerapan pariwisata berkelanjutan di kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur. Tujuannya adalah untuk berkontribusi pada peningkatan ekonomi yang seimbang dengan kesejahteraan masyarakat, perlindungan sosial, budaya, dan lingkungan, serta menjaga kedaulatan Indonesia yang saat ini berada di peringkat ke-22 dunia dalam Travel and Tourism Development Index (TTDI).

Salah satu langkah yang diambil adalah melalui pendampingan dan pelatihan bagi pengelola kampung dan desa wisata. “Diharapkan melalui kegiatan ini, pengelola kampung wisata dan desa wisata dapat memahami indikator-indikator yang perlu diterapkan untuk mengukur diri dan mempersiapkan desa wisatanya dalam memperoleh dan mempertahankan sertifikasi,” tuturnya.

Pengelola Kampung Wisata Purbayan Kotagede, Nur Cahyo Nugroho, menyambut positif inisiatif BOB dalam memberikan pendampingan dan survei indikator menuju pariwisata berkelanjutan. Penilaian tersebut mencakup sumber daya manusia (SDM) pengelola kampung wisata, daya tarik wisata, perlindungan lingkungan, daya dukung wisata, serta aspek sosial dan budaya. “Jika berhasil, hal ini dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan yang berkunjung ke Kampung Wisata Purbayan,” ujarnya.

Kampung Wisata Purbayan mengusung tagline 'Kampung Pusaka Penjaga Tradisi', yang menampilkan daya tarik peninggalan sejarah Mataram Islam serta bangunan-bangunan kuno yang terus dilestarikan. Terdapat sekitar 30 bangunan cagar budaya yang dapat ditemukan di Purbayan.

Cahyo menyatakan bahwa Kampung Wisata Purbayan menerima kunjungan sekitar 300-500 wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, berdasarkan catatan di sekretariat. Angka tersebut belum termasuk pengunjung yang tidak terdaftar, yang datang hanya untuk berfoto dengan latar belakang bangunan bersejarah. Hal ini disebabkan karena Kampung Wisata Purbayan belum menerapkan sistem tiket masuk, sehingga wisatawan dapat bebas masuk dan keluar tanpa biaya.

Selain itu, Kampung Wisata Purbayan juga menyediakan berbagai paket wisata, seperti paket jelajah Mataram Islam, mengenal rumah-rumah kuno, paket pembuatan kerajinan perak, dan paket belajar gamelan, dengan harga yang bervariasi mulai dari Rp50.000 hingga Rp300.000 per orang.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.