Kontraktor pembangunan memberikan penjelasan terkait kerusakan yang terjadi pada Taman Alun-Alun Gado Bangkong, yang terletak di Jalan Kidang Kencana, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meskipun baru kurang dari satu tahun diresmikan. "Pekerjaan yang kami laksanakan telah sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dan kami telah memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan dalam pengadaan barang dan jasa," ungkap perwakilan dari perusahaan kontraktor PT Lingkar Persada KSO, Imran Firdaus, di Sukabumi pada hari Rabu. Berdasarkan informasi yang diperoleh, nilai proyek pembangunan alun-alun beserta ornamen penyu, yang ternyata hanya terbuat dari kardus dan rangka kayu, mencapai Rp15,6 miliar dan bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat untuk tahun anggaran 2023. Proyek ini merupakan dukungan dari Pemprov Jabar untuk penataan fasilitas ruang terbuka hijau di Palabuhanratu, yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Sukabumi dan terletak di kawasan Unesco Global Geopark Ciletuh Palabuhanratu. Serah terima bangunan dari Pemprov Jabar kepada Pemkab Sukabumi direncanakan dilakukan dalam dua tahap, yaitu pada Februari 2024 dan Agustus 2024. Namun, meskipun belum genap satu tahun, banyak fasilitas di alun-alun tersebut sudah mengalami kerusakan, termasuk ornamen seperti patung penyu yang hancur, meskipun pembuatannya menghabiskan anggaran hingga Rp30 juta. Patung tersebut tampak dibuat dengan sembarangan dan menggunakan bahan baku yang berkualitas rendah. Alun-Alun Gado Bangkong ini merupakan salah satu ikon Kabupaten Sukabumi yang diharapkan dapat mendukung program Pemkab Sukabumi dalam pengembangan pariwisata bertaraf internasional. Imran mengakui bahwa total anggaran proyek tersebut mencapai Rp15,6 miliar, namun setelah dikurangi pajak dan sanksi keterlambatan pembangunan, pihaknya hanya menerima anggaran sebesar Rp13 miliar, yang berarti terjadi pengurangan sekitar Rp2,6 miliar. Selama periode pemeliharaan, pihak terkait telah melaksanakan berbagai perbaikan, termasuk pemeriksaan terhadap bangunan kantin, perbaikan batu sikat, serta penanganan beberapa fasilitas yang mengalami kerusakan akibat banjir rob. Di samping itu, viralnya patung penyu yang bernilai Rp30 juta di media massa, yang menunjukkan bahwa bahan baku patung tersebut terbuat dari kardus, dijelaskan olehnya bahwa kardus bukanlah bahan baku utama, melainkan hanya digunakan untuk membuat kerangka patung penyu. Bahan yang digunakan sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB) proyek, yaitu fiberglass yang dilapisi dengan resin. "Pembangunan telah dilakukan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, dan kami berharap masyarakat dapat menjaga fasilitas yang ada, mengingat konsep alun-alun ini sebagai ruang terbuka hijau," ujarnya. Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi, Prasetyo, menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu anggaran dari Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Sukabumi untuk melaksanakan perbaikan fasilitas di alun-alun.